Postingan

menikah itu seru versi gue

 hellow,  sebenernya hari ini iseng aja sih nulis di blog lagi. udah lama banget ga pernah buka dan bahkan kadang lupa. cumaaa karena WFH bosen juga mau ngapain lagi. akhirnya buka blog lagi, dan coba nulis yang ringan aja, seperti buku harian aja kali yaa... selama WFH gini, mood swing banget sama kerjaan. kadang kalo lagi sering ke kantor ya bisa setiap hari dalam seminggu, tapi kalo lagi dateng malesnya ya bisa seminggu juga di rumah aja hehe tapi tetep kok kerjaan pokok ya diselesaikan setiap hari. semenjak menikah gue udah lupa yang namanya nongkrong dan main sama temen-temen, bukan karena udah punya pasangan aja sih, ada beberapa faktor yang membuat gue menghilang dari kehidupan nongkrong itu hehehe. menurut gue, menikah itu seru... banyak yang gue pelajari seperti harus lebih ngerti kesibukan suami, menikah itu bukan hanya gue yang mau dingertiin, tapi harus bisa juga ngertiin suami. kalo mood lagi baik-baik aja gue nggak masalah tuh suami pulang malem tapi, kalo lagi dateng moo

Berjalan Menuju Itu

Kesakitan yang hingga detik ini saya belum bisa moveon. Kehilangan seorang Ibu, wanita yang selalu saya bela-belain. 14 Februari 2020 menciptakan sejarah buat hidup saya, ibu saya menghembuskan nafas terakhirnya atas penyakit yang dideritanya kurang lebih 15 tahun silam. Diabetes, ya bagi kebanyakan orang tentu sudah tidak heran jika ada orang yang meninggal karena penyakit ini. Diabetes termasuk salah satu penyakit mematikan. Wanita yang selalu menjadi penyemangat hidup saya telah pergi dan kehilangan rasa sakitnya. Tak pernah menyangka ada dibenak saya kalau Ibu akan meninggalkan kami secepat ini. Saya belum membahagiakannya, saya belum memberikan cucu yang selama ini diinginkannya dan masih banyak hal yang belum saya wujudkan untuknya. Namun, Tuhan berkehendak lain. Kamis, 13 Februari 2020 perasaan gelisah melanda hati saya. Tak kuasa menahan tangis karena sudah 4 hari Ibu tidak sadarkan di ruang ICU. Hari itu baru saja saya berbicara pada hati saya sendiri, jika memang

Inspirasi Positif untuk yang #DirumahAja

Gambar
Indonesia termasuk salah satu Negara yang sedang mengalami musibah, covid-19 atau yang biasa kita dengar dengan kata “Corona”. Penyakit yang banyak membuat manusia berguguran nyawa dalam kurun waktu yang sangat singkat. Corona membuat semua perubahan kegiatan belajar-mengajar, perkantoran bahkan sampai perdagangan mati kutu akan adanya virus ini. Khawatir seluruh masyarakat Indonesia bukan hanya sekadar menjaga kesehatan, namun juga mengisolasi diri untuk tetap #DirumahAja agar memutus rantai penyebaran virus tersebut. Saya menjadi salah satu masyarakat yang mulai bekerja dari rumah semenjak ditetapkan oleh pemerintah untuk memulai segala aktifitas dari rumah. Meskipun, banyak masyarakat lain yang masih harus mengadu nasib dikarenakan sektor pekerjaan mereka yang tidak memungkinkan untuk bekerja dari rumah.  Mencuci tangan dengan sabun, mengganti pakaian jika harus terpaksa keluar rumah dan mengkonsumsi makanan higenis menjadi salah satu bentuk kekhawatiran saya terhadap ke

Pemadaman Listrik -- Untung atau Rugi?

Indonesia kaya akan keindahan alamnya, mulai dari tanah dan laut. Semua berjalan seindah mata memandang. Namun, pada suatu ketika permasalahan yang cukup dikatakan besar datang, pemadaman listrik serentak dikarenakan gangguan sistem dari layanan listrik sendiri. Semua orang ramai membahas permasalahan yang dialami. Bagaimana tidak? Pemadaman listrik terjadi di pusat kota yaitu Jakarta dan sekitarnya. Banyak yang merasa dirugikan akibat kejadian ini, namun banyak pula yang merasa untung. Tidak hanya listrik saja yang lumpuh, tetapi sinyal telefon dan internet terkena dampaknya. Hari itu semua seakan tidak beroperasi seperti biasanya, Commuterline (KRL) yang biasa menjadi alat transportasi umum yang disediakan pemerintah tidak dapat beroperasi, hingga ojek online yang menjadi transportasi paling mudah dijangkaupun terkena dampaknya. Namun, beberapa pihak seperti angkutan umum yang hampir saja lenyap dari peradaban merasa untung, karena hampir setiap orang yang ingin berpergian kemb

Hidup Perlu Dinikmati dan Bersyukur

Bagi kebanyakan orang mengerjakan soal matematika sangat rumit dan membuat otak pusing. Namun, tak sedikit yang menyukai pelajara hitung-menghitung ini.             Kenyataannya apapun yang ada di dunia ini pasti kembali untuk menghitung, mulai dari pekerjaan di kantor, bermain bersama teman, sampai urusan kelangsungan hidup sehari-hari. Matematika memang rumit, tetapi hidup yang penuh lika-liku ini jauh lebih rumit jika kita salah jalan untuk melewatinya.             Ketika mentari mulai menyinari dunia, mata terbangun dari tidurnya, dan suara keramaian kota mulai memenuhi telinga kita, saat itulah kehidupan yang lebih rumit dari sekadar soal matematika di mulai. Bukan hanya memikirkan bagaimana caranya berangkat untuk melakukan aktivitas hari ini saja. Namun, memikirkan juga bagaimana kita lebih baik dan bermanfaat untuk kebanyakan orang di hari ini.             Gengsi yang selalu menyelimuti setiap detik kehidupan di kota membuat kita merasa bahwa hidup hanya sekali dan perl

Tisuku untuk Hidupku

Malam itu angin berhembus kencang, hujan turun rintik-rintik. Suasana Idul Fitri masih sangat terasa sekali. Aku mengahampiri tempat makan pinggiran sambil menikmati angin yang sejuk. Terlihat dua bocah kecil sedang berlari bermain bersama, mereka membawa tas jinjing berisi tisu. Ketika aku duduk dengan menghindangi makanan, salah satu diantara mereka ada yang duduk disampingku. Ia tidak menawari aku tisu, ia hanya mengambil jeruk nipis dan dicampuri kecap, rasanya ia haus dan sedang tidak enak badan. Tak lama datang seorang anak bernama Njul, dia menghampiri temannya dan menawarkan sate telur yang diberikan oleh orang lain. Mereka menyantap satu tusuk sate itu berdua. Tak tahan hatiku melihat mereka, bersyukurlah aku masih dapat duduk dan menghindangi makanan ini. Aku pun bertanya “kalian sudah makan belum? Mau lagi satenya?” salah satu dari mereka menjawab “udah kak, ngga usah”. Mereka menghitung uang hasil kerja kerasnya berjualan tisu pada malam itu. Semakin memiris hatiku s

Rasa Sepotong Kebahagiaan

A yah  adalah tiang atau  tonggak untuk keluarga , karena  ayah memberikan warna-warni kehidupan di  dalam  keluarga, dan selalu punya semangat baru untuk  ibu d an anak-anaknya... Jalan setapak di belakang rumah  yang hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki atau sepeda motor, namun kalau berpapasan harus ada yang mengalah untuk salah satunya berhenti agar tidak saling bersenggolan,  menjadi saksi bisu perjuangan  A yah untuk  sebuah usaha bekerja membahagiakan  keluarga – Ibu, aku dan adik.     Terlebih saat m entari  pagi belum terbangun dari peraduannya. Atau saat  udara sejuk dan  titik-titik air bernama embun masih menyelimuti  dedaunan yang  selalu bergoyang  di sapa angin semilir, namun t ak pernah kau hiraukan untuk sebuah   semangat  hidup, bekerja dan  mencarikan nafkah agar kami  -- ibu, aku dan adik  bisa terus merasakan indahnya dunia. Lebih dari itu p enuh  sesak nya bus kota, macetnya jalan raya di I bukota Jakarta,  sampai  teriknya m entari  siang  yang kad