Berjalan Menuju Itu



Kesakitan yang hingga detik ini saya belum bisa moveon. Kehilangan seorang Ibu, wanita yang selalu saya bela-belain. 14 Februari 2020 menciptakan sejarah buat hidup saya, ibu saya menghembuskan nafas terakhirnya atas penyakit yang dideritanya kurang lebih 15 tahun silam. Diabetes, ya bagi kebanyakan orang tentu sudah tidak heran jika ada orang yang meninggal karena penyakit ini. Diabetes termasuk salah satu penyakit mematikan.

Wanita yang selalu menjadi penyemangat hidup saya telah pergi dan kehilangan rasa sakitnya. Tak pernah menyangka ada dibenak saya kalau Ibu akan meninggalkan kami secepat ini. Saya belum membahagiakannya, saya belum memberikan cucu yang selama ini diinginkannya dan masih banyak hal yang belum saya wujudkan untuknya. Namun, Tuhan berkehendak lain.

Kamis, 13 Februari 2020 perasaan gelisah melanda hati saya. Tak kuasa menahan tangis karena sudah 4 hari Ibu tidak sadarkan di ruang ICU. Hari itu baru saja saya berbicara pada hati saya sendiri, jika memang yang terbaik Ibu pergi saya berusaha ikhlas. Ternyata Tuhan mendengar bisikan hati saya, tepat hari jumat, 14 Februari 2020 pukul 01.05 Wib Ibu menghembuskan nafas terakhirnya.

Saat itu saya dan adik sedang tertidur, mendengar telfon dari Ayah pikiran kami sudah tidak karuan. Ya benar, Ibu sudah pergi. Tangis yang tak dapat kami bendung dan penyeselan yang tak berujung. Saya hanya berkata pada hati saya “Bu, rencana sudah kita susun sebagian kenapa Ibu pergi sebelum semua terlaksana? Aku akan menikah bu, aku akan mewujudkan mimpi Ibu menggendong seorang cucu”. Namun, ya sudahlah saya yakin Tuhan punya rencana lain atas ini semua.

Sejak hari itu, saya kehilangan sosok Ibu di rumah. Saya kehilangan tawanya, kehilangan tangisnya dan segala celotehannya. Saya menjadi wanita satu-satunya di rumah, bagaimana saya harus memasak, bebenah, dan masih banyak hal lain yang baru saja saya lakukan ketika Ibu sudah tidak ada.

Saya menyadari betapa lelahnya seorang Ibu yang bangun lebih pagi dan tidur lebih malam untuk dapat menyediakan segala kebutuhan di rumah, apalagi berbarengan melawan penyakit yang dideritanya selama ini. Ibu aku tau ragamu sudah tidak ada, tapi cintamu selalu mengalir setiap harinya.

Selamat jalan Bu! Doakan aku anakmu bisa menjadi wanita kuat seperti Ibu ke depannya nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Short Copy dan Long Copy

Perbedaan antara Tanda (Icon) dengan Simbol

UTS CREATIVE ADVERTISING (REVISI)