Hidup Perlu Dinikmati dan Bersyukur
Bagi
kebanyakan orang mengerjakan soal matematika sangat rumit dan membuat otak
pusing. Namun, tak sedikit yang menyukai pelajara hitung-menghitung ini.
Kenyataannya apapun yang ada di
dunia ini pasti kembali untuk menghitung, mulai dari pekerjaan di kantor,
bermain bersama teman, sampai urusan kelangsungan hidup sehari-hari. Matematika
memang rumit, tetapi hidup yang penuh lika-liku ini jauh lebih rumit jika kita
salah jalan untuk melewatinya.
Ketika mentari mulai menyinari
dunia, mata terbangun dari tidurnya, dan suara keramaian kota mulai memenuhi
telinga kita, saat itulah kehidupan yang lebih rumit dari sekadar soal
matematika di mulai. Bukan hanya memikirkan bagaimana caranya berangkat untuk
melakukan aktivitas hari ini saja. Namun, memikirkan juga bagaimana kita lebih
baik dan bermanfaat untuk kebanyakan orang di hari ini.
Gengsi yang selalu menyelimuti
setiap detik kehidupan di kota membuat kita merasa bahwa hidup hanya sekali dan
perlu dinikmati. Namun, bagaimana cara menikmati tanpa gengsi? Pertanyaan yang
sering dilontarkan kebanyakan orang.
Hidup memang tak semudah
perbincangan orang, bersyukur dan berusaha memang kunci utamanya, tangis dan
tawa tak lupa mengiringinya. Coba kembali dipikirkan, ketika ayahmu terbangun
di pagi buta dan harus bergegas bekerja, dan ketika ibumu mulai menyalakan
kompor ketika kamu sedang tertidur pulas, tidak beryukurkah kamu bahwa hidup
perlu dinikmati dengan lebih bersyukur?
Ketika orang lain hanya bisa
berjalan kaki menuju suatu tempat dan kamu mengendarai sepeda motor, tidak
bersyukurkah kamu bahwa hidup perlu dinikmati dengan lebih bersyukur?
Dan ketika orang lain mencari sisa
makanan di tempat pembuangan sampah terakhir, diwaktu yang bersamaan kamu
sedang menyantap makanan warteg yang baru saja diangkat dari penggorengan,
tidak bersyukurkah kamu bhawa hidup perlu dinikmati dengan lebih bersyukur?
Permasalahan hidup ini bukan hanya
sekadar pekerjaan kantor yang menumpuk, bukan hanya sekadar putus cinta dengan
pujaan hati dan bukan hanya sulitnya mengerjakan tugas dari guru. Namun,
permasalahan itu hadir sesuai kapasitas yang telah ditentukan dan lebih dari
sekadar mengerjakan soal matematika.
Komentar
Posting Komentar